BEHIND THE VEIL

Thursday, November 17, 2016

BINGKISAN REALITI



Bila berlabuh tirai malam
Manusia terlena dalam lamunan sepi
Melayari sebuah mimpi di mayapada
Jauh menyusuri segenap alam

Lolongan pantera tigris tidak lagi kedengaran
Belangnya dirampas kerakusan manusia
Terzahirnya langit yang tidak lagi kebiruan
Bagai air-air yang mengalir lesu

Dari awal yang sederhana
Dan ia terus berkembang luas
Dari tombak menjadi senapang
Peluru-peluru rancak berterbangan di langit

Tidak asing lagi ia bergerak seiring
Lupanya insan pada warisan dan tradisi
Kejayaan dicipta mahukan nama
Waktu sesingkat ini sungguh sulit difahami.

Tema: Sains dan IT
Maisalma Othman
1125AM
18/11/2016

KACA PERPADUAN


Mengapa perlu dipecahkan kaca perpaduan
Saat ia masih kukuh diikat tali persaudaraan?

Mengapa perlu dibentangkan dengan kehancuran
Saat ia tekad penuh pengorbanan?

Kudrat perpaduan takkan terungkai dengan
Jari-jari haloba dan pegangan adu domba
Ia bagai tertanam jauh di lubuk hati
Aliran darah laju menuju ke destinasi

Perpaduan itu mekar bak kiambang tepian kali
Menghiasi desa yang sunyi
Keunguan kelopaknya penghias kehidupan
Bukan untuk satu tapi untuk semua.

Tema: Perpaduan
Maisalma Othman
1148AM
18/11/2016

SETITIK DAKWAT PEN



Di saat mentari tegak di ufuk timur
Engkau gigih memakai sepasang kain putih hijau
Kaki kau hiaskan sepatu baru yang masih bersih
Kayuhanmu semangat dengan sepeda

Beberapa lembaran putih diselak sehelai demi sehelai
Waktu telinga taat mendengar bacaan
Titisan pen bersambungan membasahi
Pedih dan letihmu sering menjadi halangan

Namun kau hadapi dengan sepenuh jiwa
Kerna ia hanyalah sebuah permulaan
Di saat metropolitan ingin tertubuh
Itulah kehidupan yang sebenarnya

Mentari sudah mula tergelincir ke sebelah barat
Engkau pulang memikul sebuah tanggungjawab
Belum cukup perjuangan digali
Ia bagaikan darah yang mengalir tanpa henti.

Tema:Ilmu
Maisalma Othman
0000PM
18112016

DENDANG ANAK PERANTAU


Aku anak rantau
Berlagu di malam sunyi
Hidup sebatang kara
Menangis di langit kelam

Kudendangkan lagu ini
Dengan irama yang mendayu
Terkenangkan bonda ayahanda
Yang telah pergi meninggalkan aku

Wahai rembulan saksikanlah rinduku
Sampaikan rasa ini jadikan kiriman
Hidupku kini
Perantau...berteduh do bawah pohon nan rendang

Dedaunan tumbuh menghijau
Melenggok menarai lemah gemalai
Menghibur hati yang gundah
Peneman di kala sunyi

Tema: Kasih Sayang
Maisalma Othman
2325PM
17112016

Saturday, November 5, 2016

| IMAN |

Ada seorang perempuan
Datangnya dari jauh

Di sini
Dia bergelumang dengan bermacam hati
Berkenalan dengan "Iman"
Disaluti dengan nur yang cantik
Taqwanya subur wangi setanggi
Tangan ditadah memanjat doa
Moga ampuh iman di setiap teluk jiwa

Pasti
Ada sinar, buat yang gelap
Ada jalan, buat yang terhalang
Ada cinta, buat yang benci
Ada sayap, buat yang patah
Berpaut pada kasih nan suci
Yang diselendangkan ketenangan

Iman
Hadirlah pada seorang perempuan ini
Sebelum dia berangkat semula
Mendukung derita
Yang dirantai beban silam
Biar dia temui
Hakikat suara azan.

Tema: Keagamaan
Maisalma Othman
05112016
21:48PM

Tanah Leluhur Desa Semabok



Semilir pagi menghembus erat tubuh
Rasa menggigit hingga ke tulang
Berdendang perawan bernazam dengan nama
Puji-pujian Tuhan Yang Maha Esa
Alunan membisik perlahan telinga
Terjaga rapi bak melati
Kembang kelopaknya memayungi

Belanda pencabar warisan
Mengutip pengikut Melayu Asli
Jadi hampas 'Si Mabuk' keji
Bulan dan bintang yang tinggal di atas sana
Saksi lelaki dimamah tanah, berdebu

Berlalulah hitam kelam
Pujuk Baba membelai sukma
Biarlah benci, biarlah pergi
Jadi kalimat biar mati
Seteru pergi
Seberkas iman dicampak Temasya Mandi Safar
Lalu dia kembali berteduh di payung agama




Tema: Warisan & Budaya
Maisalma Othman
05112016
21:18PM

Friday, November 4, 2016

IMPIAN SEORANG NELAYAN



Ada suara dari kota membawa berita
Khabarnya hiba hilang bait bicara
Di beranda rendah
Duduk termangu

Di hujung Teluk Ketapang
Ombak melambai lembut
Dia jadi sayu
Engkau jadi pilu

Layang-layang liuk lentok bawa rencana
Mendendangkan isi hati
Pangkin kecil beratap rumbia itulah menjadi saksi
Luka yang ubatnya cuma pedih
Diam membisu
Pukat disulam cinta dihampar ke tepi
Sakit tulang belikat hasilnya ke tangan orang jua
Tak terganti dengan kertas berwarna
Impian seorang nelayan
Untuk peninggalan warisan.


Tema: Ekonomi
Maisalma Othman
05112016
14:24PM

Designed By Blogger Templates | Distributed By Gooyaabi Templates